Beranda | Artikel
Berbakti kepada Orang Tua Termasuk Akhlak Para Nabi
Kamis, 13 Maret 2025

Berbakti kepada Orang Tua Termasuk Akhlak Para Nabi adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan Al-Bayan Min Qashashil Qur’an. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Abu Ya’la Kurnaedi, Lc. pada Senin, 10 Ramadhan 1446 H / 10 Maret 2025 M.

Kajian Tentang Berbakti kepada Orang Tua Termasuk Akhlak Para Nabi

Kita akan membahas faedah terakhir dari kisah Nabi Yusuf ‘Alaihis Salam. Faedah yang terakhir di sini disebutkan adalah بِرُّ ٱلْأَبَاءِ مِنْ أَخْلَاقِ ٱلْأَنْبِيَاءِ (Birrul Aba’ min Akhlaqil Anbiya’), yang berarti berbakti kepada orang tua termasuk akhlak para nabi.

Di sini yang disebut adalah bakti kepada ayah, tetapi secara umum berbakti kepada orang tua merupakan akhlaknya para nabi. Jadi, salah satu faedah yang bisa kita ambil dari kisah Nabi Yusuf ‘Alaihis Salam adalah bahwa berbakti kepada orang tua merupakan akhlak para nabi dan wajib kita teladani.

Jika kita melihat dari kisah yang Allah sebutkan dalam Surah Yusuf, dari awal hingga akhir, ada beberapa ayat yang menunjukkan tentang baktinya Nabi Yusuf kepada ayahnya.

1. Surah Yusuf Ayat 4-5

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

إِذْ قَالَ يُوسُفُ لِأَبِيهِ يَا أَبَتِ إِنِّي رَأَيْتُ أَحَدَ عَشَرَ كَوْكَبًا وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ رَأَيْتُهُمْ لِي سَاجِدِينَ

“(Ingatlah), ketika Yusuf berkata kepada ayahnya: ‘Wahai ayahku, sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas bintang, matahari dan bulan; kulihat semuanya sujud kepadaku’.” (QS. Yusuf[12]: 4)

Kemudian ayahnya, Nabi Ya‘qub ‘Alaihis Salam, menasihatinya:

قَالَ يَا بُنَيَّ لَا تَقْصُصْ رُؤْيَاكَ عَلَىٰ إِخْوَتِكَ فَيَكِيدُوا لَكَ كَيْدًا ۖ إِنَّ الشَّيْطَانَ لِلْإِنْسَانِ عَدُوٌّ مُبِينٌ

“Ayahnya berkata: ‘Hai anakku, janganlah kamu ceritakan mimpimu itu kepada saudara-saudaramu, maka mereka membuat makar (untuk membinasakan)mu. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia’.” (QS. Yusuf[12]: 5)  

Di sini kita melihat bagaimana Nabi Yusuf menggunakan ungkapan yang sangat sopan kepada ayahnya dengan berkata يَا أَبَتِ (Ya Abati), yang merupakan panggilan penuh penghormatan. Begitu pula ayahnya, Nabi Ya‘qub, membalas dengan penuh kasih sayang, يَا بُنَيَّ (Ya Bunayya), yang berarti Wahai putraku tersayang. Ini menunjukkan hubungan yang erat antara seorang ayah dan anaknya.

2. Surah Yusuf Ayat 93

Ketika Allah Subhanahu wa Ta’ala mempertemukan kembali Nabi Yusuf dengan saudara-saudaranya, saat itu Nabi Yusuf telah menjadi seorang pembesar di Mesir. Saudara-saudaranya datang ke Mesir karena mereka mengalami kesulitan. Saat itu, Nabi Yusuf bertanya tentang kondisi ayahnya, yang menjadi buta karena terlalu lama menangisi kehilangan Yusuf.

Kemudian Nabi Yusuf berkata:

اذْهَبُوا بِقَمِيصِي هَٰذَا فَأَلْقُوهُ عَلَىٰ وَجْهِ أَبِي يَأْتِ بَصِيرًا وَأْتُونِي بِأَهْلِكُمْ أَجْمَعِينَ

“Pergilah kamu dengan membawa baju gamisku ini, lalu letakkanlah dia kewajah ayahku, nanti ia akan melihat kembali; dan bawalah keluargamu semuanya kepadaku” (QS. Yusuf[12]: 93)  

Di sini kita melihat bentuk bakti Nabi Yusuf kepada ayahnya. Ia berusaha mengobati ayahnya agar dapat melihat kembali. Tidak hanya itu, Nabi Yusuf juga membawa serta keluarganya dan saudara-saudaranya ke Mesir untuk hidup bersama.

Ini adalah sebuah keistimewaan dan kebahagiaan tersendiri bagi keluarga ketika kita dapat berkumpul bersama. Karena itu, Nabi Yusuf ‘Alaihis Salam berkata kepada keluarganya agar mereka datang semua ke Mesir. Beliau membawa seluruh keluarganya dari Madyan ke Mesir. Ini adalah bentuk bakti yang sangat tinggi dari Nabi Yusuf kepada orang tuanya.

Berbakti kepada kedua orang tua dan menjaga silaturahim merupakan akhlak para nabi. Semoga kita semua dapat mengamalkannya. Mudah-mudahan kita bisa meneladani akhlak ini, yaitu berbakti kepada kedua orang tua.

Jika kita ingin diangkat derajatnya oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka berbaktilah kepada orang tua. Jika kita ingin keberkahan dalam hidup di dunia dan akhirat, maka berbaktilah kepada orang tua. Jika kita ingin diselamatkan dari kesulitan, maka berbaktilah kepada orang tua. Jika kita ingin doa-doa kita dikabulkan oleh Allah, maka berbaktilah kepada orang tua.

Terdapat sebuah kisah tentang tiga orang yang terperangkap dalam sebuah gua. Pintu gua tertutup oleh batu besar, dan mereka tidak bisa keluar. Salah satu dari mereka kemudian berdoa kepada Allah dengan menyebut amal salehnya yang paling ia ingat, yaitu berbakti kepada orang tua.

Dikisahkan bahwa ia bekerja jauh dari rumah dan pulang larut malam. Saat tiba di rumah, ia mendapati kedua orang tuanya sudah tertidur. Ia tidak ingin membangunkan mereka, tetapi juga tidak ingin memberikan susu kepada keluarganya sebelum orang tuanya meminumnya terlebih dahulu. Ia pun menunggu hingga pagi hari sambil tetap memegang gelas tersebut. Ketika orang tuanya bangun, barulah ia memberikan susu tersebut kepada mereka. Karena amal salehnya ini, Allah mengabulkan doanya dan menyelamatkan mereka dari gua.

Wahai ikhwan dan akhwat sekalian, jika kita ingin memiliki doa yang mustajab, maka berbaktilah kepada orang tua.

Bagaimana caranya?

  1. Membuat mereka senang dan bahagia.
  2. Memperhatikan makan dan minum mereka.
  3. Memastikan mereka tidak bersedih.
  4. Mengunjungi mereka dan menanyakan kabarnya.
  5. Memberikan hadiah sebagai bentuk cinta dan perhatian.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

وَبِرُّ الْوَالِدَيْنِ يَزِيدُ فِي الْعُمْرِ

“Berbakti kepada kedua orang tua dapat menambah umur.” (HR. Al-Bukhari dalam Adabul Mufrad)

Maka, sebelum kita memikirkan siapa pun, orang tua adalah yang paling berhak untuk kita perhatikan. Allah telah menyelamatkan seseorang karena baktinya kepada orang tua. Dan banyak sekali kisah tentang bagaimana doa orang yang berbakti kepada orang tua dikabulkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Bagaimana penjelasan lengkapnya? Simak dan download mp3 kajian yang penuh manfaat ini.

Download MP3 Kajian


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/54998-berbakti-kepada-orang-tua-termasuk-akhlak-para-nabi/